Perjalanan malam yang mengesankan
Lanjut dari cerita sebelumnya tentang pengalamanku dalam kegiatan Negara Goes To Sragen (NGTS)..
Lagi-lagi aku sangat merasa beruntung karena ikut acara NGTS. Bukan hanya merasakan pengalaman yang menyenangkan, seru, heboh, dsb. Namun pengalaman-pengalaman yang aku dapat juga merupakan pengalaman yang sangat bermanfaat dan teramat sangat berkesan dalam hidup.
Saat perjalanan pulang, aku duduk bersama Ummu. Awalnya kami masih kaku untuk berbincang-bincang, karena memang secara pribadi kami tidak terlalu dekat. Namun kemudian kekakuan itupun cair dg sendirinya.
Seorang Ummu yang aku kenal adalah, seorang teman yang hebat, bukan hanya hebat dalam hal akademis tapi dia juga seorang gadis yang sholehah dan memiliki pola pikir yang gak kebanyakan orang punya. Ummu seorang teman, sahabat yang sangat kami kagumi dan kami sayangi, dia memang lebih muda satu tahun dari rata-rata usia kami, tp Subhanallah dia jauh lebih dewasa setiap menilai sisi kehidupan, dia lebih religius, dan dia lebih cerdas.
Dari yang aku dengar dari teman-teman bahwa banyak sekali teman-teman yang suka mencurahkan isi hatinya kepada Ummu untuk sekedar bercerita, sharing, minta pencerahan hati, nasihat dsb. Teringat akan hal itu, akupun kemudian berniat untuk mencurahkan isi hatiku yang selama ini terbelenggu. Seperti yang kuduga, dia dengan terbuka sangat menyambut hangat niatku, diapun mempersilakan aku untuk bercerita. Kemudian aku menceritakan tentang hal yang menjadi keraguan dan sejuta kekhawatiranku untuk berjilbab.
Aku memiliki niat mengenakan jilbab dari dulu sebelum usia 20 tahun, lebih tepatnya aku memiliki tekad untuk berjilbab saat berusia 20 tahun, tapi setelah aku sampai ke umur tersebut aku tidak juga menjalankan kewajiban untuk menutup aurat karena banyak hal, dari internal maupun eksternal yang gak aku bisa sebutkan satu persatu di blog ini. Maka untuk menghancurkan hambatan-hambatan itu akupun bernazar. Aku nazar apabila aku LULUS semua mata kuliah di semester 5 dg IP min 3.00 maka aku akan mengenakan JILBAB. Yaa.. itulah caraku agar niatku tidak lagi dapat dihalangi oleh apapun dan siapapun. Setelah mendengar ceritaku, tanpa basa-basi Ummu bilang, bahwa aku mendapatkan HIDAYAH dari ALLAH SWT, hidayah berupa panggilan hati untuk mengenakan jilbab, dan hidayah tidak akan datang untuk kedua kalinya. Ummu juga bilang bahwa tidak ada satupun wanita yang tidak layak untuk mengenakan jilbab, setiap wanita layak untuk mengenakan jilbab. Dan dengan kata-kata yang sangat menenangkan hati dia juga bilang, kekhawatiranku untuk mengenakan jilbab Insya Allah tidak akan terbukti, karena setiap orang pasti akan menyambut baik siapapun yang berniat mengenakan jilbab, kalaupun ada sedkit usikan dari sana-sini biar itu jadi urusan mereka dengan Allah SWT. Kata-kata Ummu yang semakin memantapkan niatku adalah, untuk memakai jilbab tidak perlu merubah untuk menjadi sempurna, jadilah diri sendiri, apa adanya tapi harus tetap pada jalan Allah. Tidak perlu berubah menjadi orang yang pendiam, menutup diri dari lingkungan, atau ingin terlihat selalu sempurna dihadapan orang lain.
Terakhir yang aku ingat dari kata-kata Ummu adalah Allah itu maha pembolak-balik hati manusia, jika saat ini hatiku yakin untuk mengenakan jilbab mungkin besok atau suatu saat akan berubah, maka inilah kesemptan untukku mengenakan jilbab.
Dan hari ini, detik ini.. aku niat dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim.. aku akan menutup aurat dengan berhijab atau berjilbab hanya karena Allah SWT.
Insya Allah keputusanku ini merupakan cara untukku terus dapat semakin beristiqomah di jalan Allah SWT. Amin.
Makasih untuk keluargaku yang terus menguji niatku berjilbab karena dengan ujian yang kalian berikan aku dapat kukuh dg pendirianku untuk berjilbab.
Dan terimakasih yang sangat banyak aku ucapkan untuk Ummu Nur Hanifah seorang sahabat yang memberikanku semangat dan keyakinan secara spiritual. “Makasih ya Ummu, gak ada yang bisa aku ucapkan selain kata terimakasih, sungguh perjalanan malam menuju Jakarta yang mengesankan”
-Allah changes not what is in a people until they change what is in themselves-
Lagi-lagi aku sangat merasa beruntung karena ikut acara NGTS. Bukan hanya merasakan pengalaman yang menyenangkan, seru, heboh, dsb. Namun pengalaman-pengalaman yang aku dapat juga merupakan pengalaman yang sangat bermanfaat dan teramat sangat berkesan dalam hidup.
Saat perjalanan pulang, aku duduk bersama Ummu. Awalnya kami masih kaku untuk berbincang-bincang, karena memang secara pribadi kami tidak terlalu dekat. Namun kemudian kekakuan itupun cair dg sendirinya.
Seorang Ummu yang aku kenal adalah, seorang teman yang hebat, bukan hanya hebat dalam hal akademis tapi dia juga seorang gadis yang sholehah dan memiliki pola pikir yang gak kebanyakan orang punya. Ummu seorang teman, sahabat yang sangat kami kagumi dan kami sayangi, dia memang lebih muda satu tahun dari rata-rata usia kami, tp Subhanallah dia jauh lebih dewasa setiap menilai sisi kehidupan, dia lebih religius, dan dia lebih cerdas.
Dari yang aku dengar dari teman-teman bahwa banyak sekali teman-teman yang suka mencurahkan isi hatinya kepada Ummu untuk sekedar bercerita, sharing, minta pencerahan hati, nasihat dsb. Teringat akan hal itu, akupun kemudian berniat untuk mencurahkan isi hatiku yang selama ini terbelenggu. Seperti yang kuduga, dia dengan terbuka sangat menyambut hangat niatku, diapun mempersilakan aku untuk bercerita. Kemudian aku menceritakan tentang hal yang menjadi keraguan dan sejuta kekhawatiranku untuk berjilbab.
Aku memiliki niat mengenakan jilbab dari dulu sebelum usia 20 tahun, lebih tepatnya aku memiliki tekad untuk berjilbab saat berusia 20 tahun, tapi setelah aku sampai ke umur tersebut aku tidak juga menjalankan kewajiban untuk menutup aurat karena banyak hal, dari internal maupun eksternal yang gak aku bisa sebutkan satu persatu di blog ini. Maka untuk menghancurkan hambatan-hambatan itu akupun bernazar. Aku nazar apabila aku LULUS semua mata kuliah di semester 5 dg IP min 3.00 maka aku akan mengenakan JILBAB. Yaa.. itulah caraku agar niatku tidak lagi dapat dihalangi oleh apapun dan siapapun. Setelah mendengar ceritaku, tanpa basa-basi Ummu bilang, bahwa aku mendapatkan HIDAYAH dari ALLAH SWT, hidayah berupa panggilan hati untuk mengenakan jilbab, dan hidayah tidak akan datang untuk kedua kalinya. Ummu juga bilang bahwa tidak ada satupun wanita yang tidak layak untuk mengenakan jilbab, setiap wanita layak untuk mengenakan jilbab. Dan dengan kata-kata yang sangat menenangkan hati dia juga bilang, kekhawatiranku untuk mengenakan jilbab Insya Allah tidak akan terbukti, karena setiap orang pasti akan menyambut baik siapapun yang berniat mengenakan jilbab, kalaupun ada sedkit usikan dari sana-sini biar itu jadi urusan mereka dengan Allah SWT. Kata-kata Ummu yang semakin memantapkan niatku adalah, untuk memakai jilbab tidak perlu merubah untuk menjadi sempurna, jadilah diri sendiri, apa adanya tapi harus tetap pada jalan Allah. Tidak perlu berubah menjadi orang yang pendiam, menutup diri dari lingkungan, atau ingin terlihat selalu sempurna dihadapan orang lain.
Terakhir yang aku ingat dari kata-kata Ummu adalah Allah itu maha pembolak-balik hati manusia, jika saat ini hatiku yakin untuk mengenakan jilbab mungkin besok atau suatu saat akan berubah, maka inilah kesemptan untukku mengenakan jilbab.
Dan hari ini, detik ini.. aku niat dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim.. aku akan menutup aurat dengan berhijab atau berjilbab hanya karena Allah SWT.
Insya Allah keputusanku ini merupakan cara untukku terus dapat semakin beristiqomah di jalan Allah SWT. Amin.
Makasih untuk keluargaku yang terus menguji niatku berjilbab karena dengan ujian yang kalian berikan aku dapat kukuh dg pendirianku untuk berjilbab.
Dan terimakasih yang sangat banyak aku ucapkan untuk Ummu Nur Hanifah seorang sahabat yang memberikanku semangat dan keyakinan secara spiritual. “Makasih ya Ummu, gak ada yang bisa aku ucapkan selain kata terimakasih, sungguh perjalanan malam menuju Jakarta yang mengesankan”
-Allah changes not what is in a people until they change what is in themselves-
Comments
Post a Comment